PERTANYAAN SEPUTAR EVOLUSI :


Konotasi evolusi paling umum: Manusia berasal dari monyet. Dan jika monyet berevolusi jadi manusia, kenapa masih ada monyet?

manusia BUKAN berasal dari monyet yang berarti juga,monyet BUKAN nenek moyang manusia : yang tepat adalah monyet dan manusia adalah common descend. kekerabatan manusia paling dekat dengan simpanse dalam artian manusia dan simpanse (sebagai common descend) punya nenek moyang yang sama

in short: kita memiliki/share common ancestor (nenek moyang bersama) dengan mereka, adanya common ancestor atau juga berarti adanya keturunan bersama (common descend).

Misalkan beberapa juta tahun yang lalu ada spesies bernama nemo(nenek moyang), nemo ini semakin banyak dan akhirnya menyebar ke segala penjuru, sehingga mereka terpisah. Kelompok nemo pertama pergi ke hutan, kelompok nemo kedua pergi ke padang rumput. Nemo yang pertama dan kedua tidak saling kimpoi karena jarak yang terpisah jauh. Nemo yang di hutan setelah jutaan tahun berevolusi jadi kera dan monyet, nemo yang di padang rumput berevolusi jadi manusia. Jadi, nenek moyang manusia dan kera/monyet adalah sama, bukannya monyet berevolusi jadi manusia. Dan tentu saja manusia dan kera/monyet mirip dengan nemo tadi.

Monyet/Kera jaman sekarang tidak harus berevolusi menjadi manusia. Siapa bilang tujuan akhir evolusi itu manusia? Evolusi itu berdasarkan lingkungan. Contoh: Jika ada monyet yang hidup dekat laut, dan suka berenang, mungkin saja jutaan tahun monyet itu berevolusi jadi monyet yang kaki dan tangannya menjadi punya selaput, bisa menyelam dalam waktu yang lama, bulu sedikit dan hidup di air, mirip anjing laut. Jadi evolusi itu mengikuti tuntutan lingkungan, bukannya harus berevolusi jadi manusia.

PS : Istilah ‘monyetisme’ memang bukan istilah umum. Istilah ini sebenarnya cuma sindiran untuk para penentang teori evolusi, yang mencoba membantah teori evolusi tapi tak paham teori evolusi itu sendiri. Lebih spesifiknya, monyetisme adalah sindiran untuk pandangan kreasionis, yang mengira ‘teori evolusi menyatakan manusia adalah keturunan monyet’.

Teori evolusi tak pernah menyatakan manusia sebagai keturunan monyet. Tidak Charles Darwin, tidak Richard Dawkins, atau evolusionis lain. Jika simpanse sebagai kerabat terdekat manusia yang masih eksis sekarang saja bukanlah moyang manusia, apalagi monyet yang bahkan tak termasuk keluarga kera besar?

Evolusi makhluk hidup itu bercabang, demikian pula evolusi primata.

Skema percabangan evolusi di atas menunjukkan saat dimana awalnya mereka memiliki ‘moyang bersama’, dan kemudian evolusi mereka terpisah, sehingga yang satu tidak menjadi moyang yang lain, melainkan kerabat. Sekali lagi, evolusi tidaklah linear, tidak ada ketentuan kalau satu makhluk harus merupakan moyang makhluk lain.

Jadi semoga di ke depannya tidak ada lagi pertanyaan bodoh seperti ‘kenapa monyet tidak berevolusi menjadi manusia? – karena jawabannya amat jelas dan sederhana: mereka bukan moyang manusia, mereka takkan berevolusi menjadi manusia karena arah evolusi mereka berbeda.

Terus bagaimana dengan coelacanth yang katanya tidak berevolusi?
——–
Ini adalah contoh propaganda yang menarget orang awam. Coelacanth adalah sebutan untuk ordo ikan berduri rongga. Sama halnya manusia dan kera besar lain, monyet dan prosimian termasuk ordo primata. Coelacanth yang berbeda-beda pun dianggap ordo yang sama, sebagaimana berbagai primata berbeda masih masuk ordo yang sama. Coelacanth yang ditemukan dan masih hidup, adalah dari spesies dan genus yang berbeda dengan di fosil. Dua spesies ikan coelacanth yang ditemukan dari genus Latimeria, berbeda dengan fosil-fosil yang ditemukan.

Ada komen gini:
“Emang anda mau dibilang turunan monyet?”

Haduh, apa yang salah dengan monyet? Yang liat monyet itu mahluk buruk bermuka jelek, biasanya orangnya hanya melihat fisik, berpikiran dangkal, dan rasis, sehingga akan merasa senang jika mengejek orang lain dengan mengatakan: monyet!

Monyet dan kera itu mahluk yang sangat polos yang memiliki emosi alami dan keterikatan dengan sesamanya, contohnya orangutan, yang jika dibandingkan manusia, jauh lebih banyak manusia yang lebih buruk dari orangutan, dari segi moral, seperti koruptor dll.
Ilmu pengetahuan itu merupakan segala sesuatu yang harus diuji dan dibuktikan dengan metode ilmiah. Ilmu pengetahuan selalu berkembang, sering x ada yang belum diketahui/belum bisa dibuktikan, sehingga perlu ada penyelidikan lebih lanjut. Evolusi itu sudah termasuk teori yang buktinya sudah terlalu banyak sehingga sudah diterima oleh umum sebagai fakta! Ingat itu. Sedangkan agama, itu merupakan sesuatu yang tak perlu diuji/dibuktikan, hanya Di-PERCAYA-i. Tidak ada seorang pun yang dapat menguji dan membuktikan Tuhan, karena jika ada, itu bukan Tuhan lagi, Tuhan itu diluar nalar manusia, itulah konsepnya. Agama itu sudah memiliki konsep yang pasti dan tidak berubah-berubah (rigid/rigor)

Jadi membanding-bandingkan apalagi menggabungkan keduanya adalah suatu hal yang tidak masuk akal,seperti mengawinkan ikan dengan kadal, gak mungkin bisa, karena benar-benar berbeda. (non-overlapping magisteria/NOMA).

Kakek gue sepertinya normal-normal aja tuh, gak mirip monyet.. kakeknya kakek gue juga, bahkan kakeknya kakek kakek kakek gue juga, jadi evolusi salah?

Ini juga yang bikin orang sulit ngerti evolusi, gak bisa bayangin seberapa lama jutaan tahun itu, dan seberapa banyak perubahan selama jutaan tahun itu. Bayangkan seperti ini: DNA manusia dan simpanse itu 99% sama, hanya beda 1%! Fakta!.

Kapan nenek moyang manusia dan simpanse mulai berevolusi dan mulai menunjukkan perbedaan? kira-kira 7 juta tahun yang lalu. Nenek moyang bersama manusia & simpanse ini berbeda dengan nenek moyang bersama manusia, simpanse & monyet. begitu seterusnya atau lebih enak lihat gambar dari cabang evolusi manusia diatas, spesies yang mewakili nenek moyang bersama primata (manusia, kera, monyet & lemur) dikenal sebagai Darwinius masillae dengan nick-name: IDA. Kalau mau lihat ‘silsilah’ manusia diurutin sampai ke bakteria, bisa dilihat disini: http://en.wikipedia.org/wiki/The_Ancestor%27s_Tale

Jadi kalo dihitung – Perubahan DNA per tahun:
1/ 7 juta= 0,00000014%
Jadi perubahan sebesar 0,00000014% setiap tahun tidak berarti apa-apa, sangat kecil, masih akan kelihatan sama walaupun DNA nya sudah berubah. Jadi evolusi tidak terasa.

Bagaimana kalo seribu tahun?
0,00000014% x 1000=0,00014 %

Bahkan dalam seribu tahun DNA hanya berubah 0,00014%, juga sangaaaaaat kecil sekali, sehingga manusia sekarang dan 1000 tahun lalu tampilan fisiknya sama persis, hanya DNA nya yang berubah pelan2. Evolusi juga masih tidak disadari. Kakek lo dan kakeknya kakek lo seribu tahun yang lalu masih kelihatan sama, tidak terlihat perbedaan besar.

Bagaimana kalo 1juta tahun?
0,00014 x 1000=0,14%,

Barulah mulai terlihat perbedaan, Homo erectus, seperti kera, tapi bulu tidak lebat diseluruh tubuh, berjalan tegak seperti manusia, dan sudah tau membuat dan menggunakan perkakas. Bisa ditebak, dalam 7 juta tahun, perubahan itu menjadi sangat besar dan sangat berbeda.

Seperti ketika anda melihat teman anda yang sudah lama tidak bertemu, tiba-tiba dia sudah sangat gemuk, tapi bagi teman yang lain, yang melihatnya tiap hari, dia tidak menyadari perubahan temannya itu dari kurus menjadi gemuk. Kalo dibandingkan per tahun, per abad, per milenium tidak kelihatan, tapi kalo dibandingkan per juta tahun barulah jelas perbedaannya.

Masih teori kalo udah hukum baru percaya. Teori gravitasi juga merupakan teori, tapi karena terlalu banyak fakta yang mendukung bahwa gravitasi memang ada, maka gravitasi bisa diterima sebagai fakta. Demikian juga dengan Teori evolusi, sudah sangat banyak buktinya.

Dari wikipedia:
Tidaklah terdapat batasan yang jelas antara spekulasi, hipotesis, teori, kaidah, dan fakta, yang ada hanyalah perbedaan pada skala derajat probabilitas pemikiran tersebut. Ketika kita mengatakan sesuatu adalah fakta, maka maksud kita hanyalah bahwa probabilitasnya adalah sangat tinggi: sangat tinggi sedemikian rupanya sampai-sampai kita tidak akan meragukannya dan menerimanya. Sekarang, dalam menggunakan istilah fakta ini, yang merupakan satu-satunya penggunaan yang benar, evolusi adalah sebuah fakta.

Terjadinya evolusi dalam artian ini adalah fakta. Para ilmuwan tidak lagi mempertanyakan apakah perubahan pada keturunan (benar-benar) terjadi karena buktinya sudah sangat kuat.

LALU BAGAIMANA DENGAN MISSING LINK?
————
Masih saja muncul pertanyaan tentang missing link ato makhluk peralihan. SEMUA MAKHLUK HIDUP YANG ADA DI DUNIA INI ADALAH MAKHLUK PERALIHAN, KARENA SEMUA MAHKLUK HIDUP YANG ADA DI DUNIA INI NANTINYA JUGA AKAN BERUBAH PELAN2 DAN BERALIH MENJADI MAHKLUK YANG BERBEDA. SETIAP FOSIL BARU YANG DITEMUKAN, JUGA ADALAH MAKHLUK PERALIHAN. Tinggal menentukan itu peralihan dari spesies apa, dan beralih menjadi spesies apa saja. Jika data fosilnya memadai tentunya. Missing link itu salah kaprah karena evolusi itu tidak linear, tidak seperti rantai, evolusi bisa bercabang (pasti gak paham, sulit mencari bahasa yang lebih sederhana). Jadi jika anda masih menanyakan missing link, berarti anda tidak paham sama sekali tentang evolusi.

Tinggalkan komentar