MONOGAMOUS AND POLYAMOROUS IN NATURE #MatterofFact


2a1d9c6ca05bc556bc7aaf8afd92a59ft40e0de8.jpg
=========

Manusia cenderung mengekspresikan perasaanya ya salah satunya dengan mencintai seseorang atau adanya hasrat akan aktivitas seksualitas. Di alam cenderung banyak spesies yang memiliki lebih dari satu pasangan, contohnya penguin yang monogamous tapi penguin juga melakukan perselingkuhan loh, karena di next mating season dia akan kawin lagi, bisa jadi mungkin dengan partner yang berbeda. dibeberapa spesies penguin, jadi ga semua spesies penguin itu ‘truly monogamous, atau burung albatross, cara menemukan potential mate mereka ialah dengan cara menari bersama-sama dalam kelompok yang besar, hingga mereka merasakan ketertarikan pada gerakan ‘tarian’ pasanganya. Ketika mereka menemukan pasangan yang cocok, mereka akan kawin, dan itu akan berlangsung sepanjang hayat. Walaupun pasangan burung albatross berpisah untuk berbulan-bulan mereka akan tetap setia kepada pasanganya hingga akhir hayat/atau akan kawin lagi apabila ketika pasanganya ini mati. Penjantan albatross juga terkadang melakukan perselingkuhan, tapi hubungan dengan pasangan pertama mereka tetap utuh.

Lalu gibbon, gibbon ialah salah satu spesies yang memiliki kekerabatan yang relative dekat dengan manusia, mereka juga monogamous, ketika mereka kawin, mereka membuat keluarga/grup, hidup dalam teritori yang sama. Dalam susuna keluarga gibbon, yang menjadi leader ialah betina, anak-anak, lalu sang penjantan berada di rank terbawah dalam susunan keluarga. Tapi kalau salah satu diantara mereka selingkuh dengan member group lain ‘apabilah KETAHUAN’ maka pasanganya menjauhkany dari ‘si peselingkuh’ ini dari keluarganya, istilahnya dikeluarin dari grup keluarganya aka dicoret namanya dari KK.
Elang bondol juga melakukan perkawinan untuk seumur hidup. Mereka kadang terpisah 11 bulan dan kembali bertemu di sarang yang sama ketika musim kawin saja.

Lalu ada burung pemakan bangkai, mereka ini akan menangkap dan mematuki burung bangkai pasanganya yang ketahuan selingkuh, dan ada juga salamender merah yang dimana kalau betinyanya ketahuan selingkuh dia akan menyakiti betinanya secara physically atau sexsually (entah bsdm apa bukan). Tikus jantan apabila dia kawin dengan betinanya dan mengetahui betinanya tidak perawan maka ia akan menyerang betinanya (jadi tikus juga anti pergaulan bebas).

Dalam animal kingdom, monogamy (perkawinan dengan satu partner) bukanlah salah satu hubungan yang popular di alam liar di luar sana, hanya 3 persen mamalia yang pelaku monogamous aja. Kalau diangkain sekitar 5000 jenis mammals yang benar-benar monogamous.

Misal singa, lebah, gorilla, dan burung/kecuali albatross, penguin, merpati (kebanyakan dari burung ini mereka ialah pelaku-pelaku polyamory), satu hal yang jelas dari sekian banyak spesies yang ada dibumi, monogamy itu jarang. Ada sih salah satu yang telah diketahui sebagai hubungan monogamous yang sempurna ‘lifelong fidelity’ itu ialah diplozoon paradoxum nah ini Cuma terjadi di cacing pipih, ketika cacing pipih ini menemukan pasanganya maka mereka akan bergabung bersamaan, dalam satu morfologi yang akan terlihat sebagain ‘single organism’ dan bentuk itu akan terus bertahan hingga ajal merenggut mereka, dan waktu mereka akan dihabiskan dalam percintaan abadi di tempat tidur mereka (insang ikan) sembari menyedot darah dari tubuh ikan tersebut. Bentuk kasih sayang yang sangat romantic. Jadi secara umum di alam hanya sedikit dari spesies yang melakukan monogamy.

http://edition.cnn.com/2013/07/30/health/why-monogamy-evolution-studies/index.html
http://www.livescience.com/32702-are-any-animals-monogamous.html
http://huramlouw.blog.com/2010/08/10/penguins-monogamous-or-not/


WHICH ONE WOULD YOU PREFER, CLOSED OR OPEN RELATIONSHIP? #MatterofOpinion
=====================

d85428d68922cb8b84836e142c24a324t40e1262.jpg

Pernahkah Anda mendengar istilah ‘open relationship’? Biasanya open relationship dilakukan oleh sepasang kekasih yang menjalani hubungan jarak jauh atau enggan berkomitmen. Istilah ini merupakan penjelasan dari dua insan kekasih yang sepakat untuk menjalani hubungan non-monogami alias diperbolehkan untuk menjalin hubungan dengan orang lain. Keduanya sama-sama memberikan toleransi jika salah satu dari mereka memiliki hubungan lain di luar hubungan mereka. Open relationship banyak macemnya dan menurut gua sih baiknya dicari kesepakatan berdua yang paling nyaman aja. Dan yang jelas kesepakatan yang bisa di-handle kedua belah pihak.

Ada beberapa jenis open relationship yang umum terjadi di masyarakat, diantaranya :

1. Pertama adalah multi-partner relationship, ini adalah kondisi di mana masing-masing pihak boleh memiliki hubungan dengan banyak orang (lebih dari 2-3 orang) namun tidak melibatkan hubungan seksual di dalamnya.

2. Kedua adalah hybrid style, hanya salah satu pihak yang menjalani non-monogami, sedang pihak yang lain tidak. Namun keduanya telah sepakat akan hal ini.

3. Ketiga adalah tipe hubungan Swinging. Hubungan ini sama-sama mengetahui dan sepakat bahwa keduanya dapat menjalin hubungan dengan orang lain yang melibatkan aktifitas seksual.

Lalu, apakah hubungan semacam ini dapat dikatakan sehat? Jawabannya terserah masing-masing individu. Tetapi fakta membuktikan bahwa ketika satu pihak telah menjalin hubungan dengan orang lain, maka akan sulit untuk mereka untuk dapat bersatu kembali seperti sebelumnya. Karena ketika salah satu pihak menjalin hubungan dengan orang lain, saat itu ia telah melibatkan hubungan dengan nafsu, keintiman, saling pengertian, kasih sayang, serta komunikasi yang intensif, secara disadari ataupun tidak. Anda siap dengan resikonya? Salah satu resikonya ya adanya perasaan yang bercampur aduk di open relationship ini. Di dalam hubungan yang melibatkan 3 orang atau lebih, pastinya akan terjadi hal-hal yang tak diduga sebelumnya. Rasa bahagia dan marah-pun terkadang datang secara bersamaan. Tapi, ada satu hal yang tidak bisa dihindarkan yaitu rasa cemburu. Dan cemburu ini akan mendatangkan banyak perasaan negatif seperti marah, benci, dan iri. Selain itu, open relationship juga bikin Anda suka membanding-bandingkan pasangan, atau merasa lelah secara perasaan karena elu menghadapi personality yang berbeda-beda, dan menghabiskan waktu dan biaya yang berlebih untuk dari satu orang.

Open relationship juga bukan berarti lu boleh tidur dengan siapa aja. Open relationship itu juga komitmen untuk membangun hubungan yang serius seperti closed-relationship pada umumnya. Cuma membuka kemungkinan untuk punya relationship kepada lebih dari 1 orang saat ini atau kelak.

Dan gua rasa manusia wajar aja kalo suka/cinta sama lebih dari 1 orang pada saat yang bersamaan. Wajar juga kalo pengen have sex with more than 1 person. Karena kata Dr Helen Fisher, seorang antropolog yang menulis buku Why We Love?, sebenarnya setiap orang punya kemampuan untuk membagi hatinya kepada lebih dari satu orang. Itu yang disebut dengan istilah “polyamory”. Mari kita ‘break down’ kata tersebut, ‘poly’ dan ‘amory’. Poly itu dari Bahasa yunani yang berarti banyak, lalu ‘amory’ dari Bahasa latin yang berarti ‘cinta’.

Jadi apa definisi polyamory itu, polyamory adalah praktek memiliki lebih dari satu hubungan cinta dalam waktu bersamaan. “Open marriage”, “open relationship”, ‘romantic’ atau ‘sexual relationship’ dan sejenisnya merupakan hubungan berbasis polyamory. Bukan hanya terkait daya tarik fisik, hubungan polyamory juga melibatkan cinta, keintiman, persahabatan, perasaan sayang, libido, romantisme, dan sebagainya. Sama seperti hubungan “normal”, tapi ingat harus memiliki persetujuan sebelumnya dengan partners masing-masing, tanpa itu semua kita berarti telah selingkuh, dan ada perasaan yang bersalah tentang itu.

Menurut Dr. Fisher, pada dasarnya, dorongan manusia untuk mencari pasangan didasari oleh tiga kebutuhan, yaitu nafsu birahi, cinta romantis, dan kedekatan hubungan attachment). Nah, tiga sirkuit otak yang mengatur ketiga hal ini tidak selalu berjalan kompak. Bisa saja ada satu orang menjadi “sasaran bersama”. Tapi, mungkin pula ketiga sirkuit otak tersebut menemukan “sasaran” yang berbeda. “Jadi, berdasarkan tinjauan ilmu saraf, sebenarnya manusia bisa mencintai lebih dari satu orang secara bersamaan,”

Mungkin saja ada yang menilai bahwa perasaan cinta yang terlibat dalam hal ini adalah cinta yang tidak matang, hanya sebatas kulit luar. Tapi, jangan lupa, bahwa bangsa Yunani kuno pernah menyatakan bahwa di dunia ini ada beberapa macam cinta; Eros -cinta erotik yang melibatkan fisik dan emosi, Agape -cinta yang mendahulukan kepentingan salah satu pihak demi pihak lain, Storge -cinta sebagai sahabat dan pendamping, Mania -cinta yang tergantung cenderung obsesif, dan sebagainya.

Ide tentang bahwa individu itu hanya dapat mencintai satu orang presentaseny lebih kecil daripada angka polyamory (http://teachersites.schoolworld.com/webpages/KWells/files/42%20-%20legalize%20polygamy.pdf) jadi kebudayaan masyarakat/negara-negara yang telah didata sebanyak 1.231 all around the world hanya 186 yang tercatat sebagai truly mongamous (entirely monogamous – melakukan praktek monogamous) dan sisanya 588 poligini, 4 poliyandri. (anjir menang banyak cowo!) :v.

Jadi ide monogamy dan polyamory itu hanya produk dari waktu, tempat dan beragam kebudayaan.

Tapi apasih yang dikatakan society terhadap cinta pada umumnya : “my love is boundless as the sea, the more I give to this person the more I have” dan itulah cinta, merupakan positive siklus. Bisa juga, ‘the more you give, the more you have to give” dan ‘the more you receive, the more you want to give’, tapi dalam percintaan atau hubungan yang romantic haruslah mencari seseorang, jika elu cinta dengan orang lain pada waktu yang bersamaan, pasti ada sesuatu yang salah dengan elu, or you felt, you are not in ‘right relationship’ (pada masyarakat umumnya ya kita Cuma mengenal gagasan cinta yang seperti ini)
yang kita kenal hubungan ini dengan closed relationship dan ada kaitanya dengan monogamous.

Monogamous. Artinya, selama pasangannya masih hidup, si jantan atau pun si betina tidak akan mencari pasangan baru. Mereka yang masih menjalani hubungan ini biasanya karena mereka menghargai komitmen yang mereka buat terhadap diri sendiri, serta kepercayaan dan loyalitas itu penting banget menurut mereka dan ada juga yang ngerasa lebih baik dan lebih bahagia dengan being devoted to one person only. nah inget juga bahwa landasan dari hubungan itu adanya ‘consent’, gw monogamous maka gw harap pasangan gw juga monogamous, atau selama menjalin hubungan dengan gw, ya elu harus loyal sama gw, entah itu loyal dalam status atau sex, contohnya burung albatross yang loyal dalam status walapun kadang penjantanya selingkuh – having sex dengan betina lainya, ketika berpisah dengan pasanganya.

Mereka yang monogamous juga punya komitmen diawal dan batasan-batasan terhadap mereka yang bukan pasanganya.
Ga harus insecure dengan pasangan, tapi mereka yang monogamous yang melanggar ke-loyalan/komitmen ini pasti ada konsekuensinya dari pasanganya.
————–
Relationship itu bukan masalah open atau closed yang lebih baik, tapi seperti apa kehidupan relationship yang bisa bikin kedua belah pihak bahagia. Kalo sama-sama bahagia dengan mengizinkan pasangan untuk punya pasangan lain, ya why not? Kalo lebih bahagia dengan komitmen saling setia sama pasangan, masalahnya di mana? Yang penting kan gak ada yg dirugiin, baik closed atau open tentu punya poin positif dan negatifnya masing-masing.

[ANY THOUGHTS? JUST SUBMIT YOUR OPINION ON COMMENT SECTION!] – DISCUSSION IS OPEN

Tinggalkan komentar