The Fallacy of Personal Validation :


====================

Ramal meramal kepribadian dan masa depan begitu booming di dunia serta di applikasi line ini banyak beredar akun official dengan konten prediksi ramalanya, Astrologi Zodiak, golongan darah, atau MBTI, Palmistry (pembacaan garis tangan), hingga figur2 yang dikenal sebagai peramal seperti Nostradamus, Mama Lorentz atau Ki Joko Bodo.

Sebenarnya sudah sejak lama para ilmuwan dan psikolog memiliki penjelasan dan cara yang bagus untuk mereplikasi sempurna apa yang sering dilakukan oleh segala jenis ramalan yang ada dan masih relevan hingga sekarang. Apapun argument yang digunakan untuk meramal umumnya mengandung salah satu atau lebih ciri ciri tertentu yang akan dijelaskan dibawah ini.

Flattery effect
————–
Pujian yang halus dan terselubung sering memperkuat delusi yang diberikan oleh peramal. Secara sekilas umumnya seseorang mudah diidentifikasi sebagai sosok yang introvert atau ekstrovert. Pada orang introvert kalimat seperti “secara umum anda memiliki daya amat yang lebih bagus dibanding yang lain, analisa dan ingatan yang cukup tajam, namun sering juga melupakan hal hal sepele.” Ini sebenarnya merupakan pola yang sama dengan Forer effect namun letak penekanannya adalah penggunaan pujian yang tidak terlalu tegas. Orang suka mendapat pujian, dan apalagi itu bukan pujian melaiknnkan statement atas kepribadiannya bukan merupakan pendapat orang lain. Hal hal seperti ini akan menguatkan delusi dan membuat orang lebbih suka untuk percaya pada statement tersebut. Dan ingat, seringnya kesuksesan peramal bukan karena akurasi ramalannya namun orang merasa nyaman terhadap apa yang didengarnya. Dengan banyak memasukkan elemen pujian atau hal hal yang menyenangkan, subjek akan terus datang pada anda sebagai peramal.

Hit and miss
————–
Tekhnik ini diaplikasikan pada situasi live dimana peramal berhadapan langsung dengan subjek atau banyak audience. Dengan menebak detail tertentu yang sebenarnya umum dan melakukannya secara samar membuat hal itu mudah dilupakan jika tebakannya salah. Contoh:

”Ada orang dekat dengan anda bernama Andi. Anda mengingatnya?” atau “Orang yang pernah memberi bantuan pada anda saat anda terkena musibah diam diam jatuh cinta pada anda.”

Kalimat diatas terkesan sangat spesifik dan bisa memberikan efek hit yang kuat pada orang yang tepat. Jika meleset, peramal selalu punya cara keluarnnya tersendiri. Tidak sulit untuk melakukan hal ini. Di Indonesia, Andi adalah nama yang umum dan masing masing orang pernah terkena musibah/masalah. Dengan mengatakannya secara samar seperti diatas Subjek akan memaksa pikirannya untuk mencari cari dalam memorinya yang sesuai dengan yang dikatakan si peramal. Toh hampir semua yang berhubungan dengan peramal umumnya sudah percaya dan memiliki harapan untuk mendapatkan kejutan. Seandainya dalam suatu kasus si subjek secara tegas tidak merasa punya teman dekat bernama andi, hal ini mudah dengan elakan seperti “Mungkin anda lupa” atau “Saya merasakan kedekatan emosi yang kuat, jadi mungkin diam diam Andi merasa sangat dekat pada anda tanpa anda menyadarinya”, atau bisa juga peramal mengatakan hal yang merendah dan elegan seperti “Mungkin saya yang salah menerjemahkannya.” Peramal sering menggunakan kalimat terakhir untuk mengukuhkan bahwa yang salah bukan medianya melainkan kemampuan membacanya. Kitab nostradamus tidak pernah salah, hanya mengartikannya yang sering keliru. Dan ini dapat diaplikasikan kepada semua hal yang menyalahkan manusianya untuk mengangung agungkan media tertentu.

Fishing
——–
Fishing (memancing) adalah tekhnik yang lebih spesifik pada cara kerja hit and miss. Sedikit berbeda dengan tekhnik diatas dimana Peramal secara tegas mengimplikasi subjek kenal seseorang bernama andi, ayu, atau fakta fakta lain, dalam tekhnik fishing yang digunakan adalah memancing informasi pembuka untuk menghasilkan follow up yang lebih detail dan akurat. Contoh seperti “Saya mendapatkan bisikan anda masih belum bisa memaafkan seseorang? Atau “saya mendapatkan gambaran seorang remaja putri berkulit hitam manis dan sedang sedih. Anda tau mengenai hal ini?” atau berhubungan dengan kesehatan seperti kalimat “saya merasakan rasa hangat yang tidak lazim di sekitar perut. Anda tau sesuatu sehubungan hal ini?”

Seperti biasa, subjek akan mencari dalam ingatannya hal yang sesuai dengan kalimat tersebut lalu menceritakan lebih detail pada si peramal. Dari sini peramal mendapat pijakan fakta untuk melakukan hit and miss atau dengan fishing informasi yang lain.

Shotgunning
————–
Tekhnik Shotgunning mungkin lebih pantas disebut dengan AK-47 karena si peramal memberondong subjek dengan statement dengan range yang luas. Umumnya berlaku untuk pembacaan ramalan zodiak/shio melalui telefon atau chat. Kalimat yang digunakan seperti:

”Anda memiliki bintang Libra, umumnya orang Libra bergerak di bidang perbankan, perdagangan, ekspor impor, wirausaha, jasa, atau hortikultura.”

“iya, emak saya jualan di pasar.”

“Suasana pasar membuat orang berbintang aquarius harus mewaspadai persaingan yang umumnya timbul dari orang berbintang pisces, cancer, dan gemini..”

“iya, tukang sayur saingan mak saya di pasar kayaknya bintangnya cancer.”

Masih memiliki pola yang mirip dimana Subjek akan mencari pembenaran dari kalimat diatas dengan terlanjur beranggapan kalimat samar yang dikatakan peramal sudah pasti benar dan jika salah maka itu adalah kesalahan penginterpretasiannya. Dan tekhnik shotgunning umumnya dilakukan dengan speed yang tinggi sehingga membuat subjek memiliki kesempatan yang lebih singkat untuk mengolah dan menggunakan akal sehatnya. Ini juga sering dilakukan pada tekhnik gendam dan hipnosis panggung.

Self fulfilling prophecy
————-
self fulfilling prophecy atau dalam penjelasan bahwa kepercayaan kuat terhadap ramalan tertentu membuatnya secara sadar atau tidak mewujudkan sendiri ramalan etrsebut. Dalam artikel lain, orang yang percaya 13 adalah angka yang sial memiliki kemungkinan yang lebih tinggi untuk mati di tanggal 13. Ketika kita mempercaayai ramalan, segala keputusan keputusan kecil entah itu disengaja atau tidak akan terpengaruh oleh hal hal tersebut. Ada terlalu banyak contoh untuk hal ini. Suku yahudi percaya bahwa kitab suci mereka benar secara tidak terbantahkan dan mengatakan bahwa tanah tertentu diberikan Tuhan bagi mereka. Hasilnya mereka mati matian merebut tanah itu dengan cara apaapun, dan ketika mereka hari ini berhasil menduduki tanah tersebut banyak diantara mereka yang yang mengira itu adalah perwujudan dari ramalan. Banyak perang suku atau manusia yang terjadi berdasarkan premis bahwa suatu hari merka akan menang. Kata “suatu hari” membuat mereka selalu menimang harapan tersebut. Seperti ketika morpheus percaya bahwa suatu hari akan ada orang yang terpilih untuk datang dan memenangkan mereka terhadap pertarungan dengan mesin di the matrix. Meski hal tersebut terjadi di film, self fulfilling prophecy terjadi sangat banyak di kehidupan nyata.

Vague Statement
——–
Nostradamus adalah contoh kitab kuno yang mengandung banyak kalimat kalimat samar. Dengan membuat kalimat seperti “Pada hari ke tujuh, dua burung raksasa akan bersatu dan matahari akan gelap selama tujuh hari berturut turut.” Ditulis dengan bahasa yang nyaris punah membuat proses penerjemahan pun dipengaruhi oleh maksud yang dikehendaki penerjemah. Kalimat diatas kemudian dicocok cocokkan dengan kejadian sejarah yang terjadi sesudahnya. Misal pada 1979 terjadi kecelakaan di tanggal 7 di oregon dimana dua pesawat bertabrakan pada festival dirgantara dan membuat 4 orang tewas. Kota tersebut berkabung selama 7 hari.

Mereka yang sudah terlanjur mempercayai bahwa nostradamus memiliki keahlian meramalkan masa depan dan kitab nostradamus tidak pernah salah mencari apapun yang cocok dengan kalimat diatas. Ada banyak contoh dalam Nostradamus yang seolah olah meramalkan banyak event penting seperti kelahiran hitler atau tragedi WTC, namun masing massing sudah dibuktikan memiliki celah yang sangat besar. Kalimat kalimat abstrak sering digunakan baik secara tertulis atau lisan. Seperti hampir semua paranormal yang diminta meramalkan apa yang akan terjadi di tahun mendatang akan banyak menggunakan kalimat samar (vague statement). Kiasan kiasan akan banyak digunakan yang membuat orang dalapt mengartikannya secara luas seperti ksatia piningit, ratu adil, bencana yang dahsyat dari arah laut, dan seterusnya.

Cold Reading, Warm Reading, dan Hot Reading
—————
Tekhnik tekhnik diatas terangkum dalam istilah cold reading. Jika anda ingin mengetahui seccara lebih luas dan dalam penerapannya bisa merujuk pada buku dari ian Rowland berjudul “The Full facts book of cold reading”. Meskipun tekhnik coldreading memiliki cakupan luas, istilah ini sering disandingkan dengan warm reading dan hot reading. Untuk mengetahui secara singkat perbedaannya, cold reading adalah melakukan ramalan tanpa mengetahui detail apapund ari si subjek sebelumnya dengan penggunakaan fishing, forrer effectt dan seterusnya. Warm Reading adalah melakukan ramalan dengan sedikit mengetahui hal dari subjek yang diramal dan kemudian menggunakan probabilitas dan kadang pengetahuan statistik untuk mengetahui fakta yang lain. Sperti ketika kita sudah mengetahui bahwa subjek yang dihadapi memiliki sifat yang boros, maka peramal dapat menggunakan hasil kajian ilmiah untuk menebak bahwa subjek memiliki banyak teman, berkepribadian ekstrovert, ceria, dan seterusnya. Hot reading adalah ketika si peramal melakukan investigasi terlebih dahulu pada subjek. Misal ketika peramal menggunakan profil facebook si subjek untuk mengetahui hal hal favorit dan data data pasti si subjek untuk kemudian seolah olah mendapatkan itu dari sumber lain. Seperti contoh ketika secara jelas si subjek berdasarkan profil facebooknya tercatat lahir di malang, peramal bisa menggunakan kalimats seperti “Tabiat seperti anda, pasti lahir di daerah tinggi yang cenderung dingin.”

Tinggalkan komentar