TATA SURYA : NEBULA, PLANETESIMAL, BINTANG KEMBAR


Asal Usul Tata Surya : Teori Nebula, Planetesimal, dan Bintang Kembar

Tata Surya

Halo, kita berjumpa lagi …. 😀 maaf jika blog saya isinya berantakan dan kulang lengkap :v karena ane juga manusia toh 😀  …….. kali ini saya akan membahas teori – teori yang mengemukakan tentang bagaimana tata surya kita terbentuk …… jika terlalu panjang, mohon diamaafkan karena dari buku-buku yang ane punya, setidaknya ada 6 teori  :v namun akan saya bahas 3 teori yang pertama…… oke langsung saja kita ke pembahasan…..


A. Teori Kabut (Nebula)

Immanuel Kant, pencetus Teori Nebula Skema Teori Kabut - Nebula

Teori ini dikemukakan pertama kali oleh Immanuel Kant pada tahun 1775 yang pernyataannya hampir sama dengan teori yang dikemukaan P. Simon de Laplace. Teori ini menyatakan bahwa mula-mula ada sebuah nebula (kabut yang terdiri dari gas-gas) yang bulat, pekat serta panas dan berotasi dengan sangat lambat sehingga mulai menyusut.

Akibat penyusutan dan rotasi ini kabut tersebut berputar dan berpilin sangat kuat sehingga terjadi pemadatan di pusat lingkaran. Akibatnya, terbentuklah sebuah cakram datar di bagian tengahnya dengan Matahari berada di pusat cakram.

Cakram ini berputar sangat cepat sehingga bagian tepi cakram terlepas membentuk materi. Materi materi ini kemudian tumbuh makin besar dan menjadi planet yang secara terus menerus mengelilingi matahari dalam suatu orbit berbentuk gelang yang tetap.


B. Teori Planetesimal

Thomas C. Chamberlein Skema Teori Planetesimal

Teori ini dicetuskan oleh Thomas Chrowder Chamberlein dan Forest R. Mourton. Teori ini mengatakan (maaf karena ada 2 buku yang memiliki penjelasan yang berbeda) :

a) mula-mula Matahari telah ada sebagai salah satu dari bintang-bintang yang ada, sampai terjadi pada suatu bintang berpapasan dengan Matahari pada jarak yang cukup dekat. Karena jaraknya tersebut maka tarika gravitasi bintang yang lewat tersebut mengakibatkan sebagian Matahari tertarik ke arah bintang tersebut.

Ketika bintang menjauh,  sebagian bahan-bahan itu ada yang terlepas dari Matahari dan sebagian lagi membeku menjadi planetesimal yang melayang-layang di angkasa sebaai planet-planet yang mengelilingi Matahari.

sumber : Sulastri, Sri & Bambang Agus Priambodo. 2012. Bilingual Science : Physics for Junior High School 3. Jakarta : Penerbit Erlangga

b) Awalnya terdapat gumpalan kabut yang membentuk tatasurya berbentuk spiral atau pilin. Kabut pilin tersebut terdiri dari butir0butir material padat yang disebut “planetesimal” yang mempunyai lintasan orbit bebas dan saling bertubrukan. Tubrukan-tubrukan antar planetesimal menyebabkan terjadinya gumpalan yang lebih besar dan padat. Yang terbesar di pusat kabut pilin tersebut membentuk Matahari, sedangkan gumpalan-gumpalan yang kecil membentuk planet-planet yang mengitari Matahari.

sumber : drs. Yana Karyana, M. Si. 2010. Menyonsong Olimpiade Sains Nasional : Geosains SMA. Yogyakarta : CV. Intersolusi Pressindo Yogyakarta


C. Teori Bintang Kembar

R. A. Lyttleton, pencetus Teori Bintang Kembar Teori bintang kembar

Teori ini dikemukakan oleh R. A. Lyttleton dan Fred Hoyle pada tahun 1956. Teori ini mengatakan bahwa mula-mula ada dua buah bintang kembar kemudian salah satu bintang meledak. Karena pengaruh gravitasi, bintang yang meledak menjadi kepingan-kepingan kecil yang bergerak mengelilingi bintang yang tidak meledak.

Bintang yang tidak meledak merupakan Matahari, sedangkan kepingan-kepingan yang kecil tersebut berubah menjadi planet-planet. Ada juga yang mengatakan bahwa sebelumnya, matahari memiliki bintang kembarannya. Tiba-tiba, bintang kembarannya tersebut meledak dan menjadi partikel-partikel. Partikel-partikel hasil ledakan tersebut kemudian mendingin dan menjadi planet-planet serta satelit-satelit yang mengeliligi matahari.

Cukup sampai disini dulu ya……… insya allah 3 teori selanjutnya menyusul :v 😀 soalnya mata sang penulis udah sisa 1 watt (malah curhat :v -_- ) semoga bermanfaat untuk para pembaca dan maaf jika materi kurang lengkap..dan selamat membaca ^_^


Sumber :

Sulastri, Sri & Bambang Agus Priambodo. 2012. Bilingual Science : Physics for Junior High School 3. Jakarta : Penerbit Erlangga
drs. Yana Karyana, M. Si. 2010. Menyonsong Olimpiade Sains Nasional : Geosains SMA. Yogyakarta : CV. Intersolusi Pressindo Yogyakarta

Tinggalkan komentar