EUGENETIKA ≠ DARWINISM


Eugenetika/Eugenic , merupakan ilmu yang mempelajari perbaikan keturunan lewat pembiakan selektif. Secara ilmu memang Eugenetika hadir pada abad 19 namun secara konsep, sudah lama hadir di dalam aneka ragam budaya, contohnya perkawinan sesama kasta di India untuk memelihara sistem kasta. Kemudian suku-suku Amerika dan Afrika juga memilih mempelai perempuan berdasarkan fisik yang dianggap bagus oleh sang pria. Ini semua bertujuan agar anaknya mempunyai fisik yang juga bagus dan tidak cacat. Dan Eugenetika merupakan ilmu yang mempelajari genetika makhluk hidup dan tidak ada hubungannya dengan proses evolusi (dimana Darwin lebih mempelajari perubahan bentuk fisik).  Mengenai Eugenetika, Darwin berpendapat sbb:

The advancement of the welfare of mankind is a most intricate problem: all ought to refrain from marriage who cannot avoid abject poverty for their children; for poverty is not only a great evil, but tends to its own increase by leading to recklessness in marriage. On the other hand, as Mr. Galton has remarked, if the prudent avoid marriage, whilst the reckless marry, the inferior members tend to supplant the better members of society. Man, like every other animal, has no doubt advanced to his present high condition through a struggle for existence consequent on his rapid multiplication; and if he is to advance still higher, it is to be feared that he must remain subject to a severe struggle. Otherwise he would sink into indolence, and the more gifted men would not be more successful in the battle of life than the less gifted. Hence our natural rate of increase, though leading to many and obvious evils, must not be greatly diminished by any means. There should be open competition for all men; and the most able should not be prevented by laws or customs from succeeding best and rearing the largest number of offspring. Important as the struggle for existence has been and even still is, yet as far as the highest part of man’s nature is concerned there are other agencies more important. For the moral qualities are advanced, either directly or indirectly, much more through the effects of habit, the reasoning powers, instruction, religion, &  than through natural selection.

– Charles Darwin; The Descent of Man, 1871

Dalam kata-kata yang diwarnai orange, Darwin menyebutkan ttg pendapat Francis Galton yang mengatakan “ jika orang-orang inferior menikah dan punya keturunan lebih banyak, sementara yang lebih superior sedikit yang menikah, ditakutkan orang inferior akan menggantikan orang superior”. Atas pendapat Galton tsbt, Darwin menyanggahnya (tulisan biru) bahwa walaupun manusia melahirkan banyak keturunan dan menghasilkan banyak kejahatan tapi tetap saja proses berkembang biak tidak boleh dikurangi dengan cara apapun. Setiap orang yang mampu memberikan keturunan (most able) tidak boleh dihalangi oleh peraturan ataupun kebiasaan dalam menghasilkan keturunan.

Sedangkan pada tulisan merah , Darwin menegaskan bahwa walaupun perjuangan untuk mempertahankan eksistensi manusia itu penting, masih ada hal-hal lain yang lebih penting. Kualitas moral manusia mengalami kemajuan berkat pengaruh kebiasaan, kekuatan akal budi, instruksi, agama, dll, daripada seleksi alam.

Dari pernyataan diatas jelas bahwa:

  • Darwin tidak sependapat dengan Galton ttg konsep superioritas ras.
  • Darwin tidak menyetujui pemusnahan manusia ataupun perkembangbiakan yang diseleksi.
  • Darwin menyatakan bahwa masih ada hal-hal penting lainnya daripada mencoba mempertahankan keberadaan superioritas , hal-hal tsbt salah satunya adalah agama.

Jika Galton mencomot pernyataan Darwin utk menjustifikasi teorinya sendiri (Galton-red) apakah itu berarti kesalahan Darwin? Tentu tidak sbb Galton menyalahgunakan dan menyelewengkan pernyataan Darwin.

Tinggalkan komentar